Aug 4, 2008

Saya mengklaim kecanduan Football Manager karena...


  1. lebih milih main Football Manager daripada baca buku kuliah (kadang... ya sih sering)
  2. mengerjakan tugas kuliah secepat mungkin untuk segera bermain FM
  3. waktu mau tidur, yang dipikirkan adalah pemain mana yang harus dibeli dan pemain mana yang harus dijual
  4. tidak akan tenang sebelum bisa membeli pemain incaran
  5. ketika memejamkan mata, yang terbayang adalah susunan skuad tim
  6. menempatkan dosen kuliah yang membosankan pada 'transfer listed'
  7. merasa ada yang kurang bila sehari saja tidak menyentuh FM
  8. lebih milih main FM daripada nontong siaran langsung Lazio vs Udinese

Read more...

Setting Tim Fiorentina


Waktu awal-awal mainin Fiorentina, aku biasa formasi standar 4-4-2 dan hasilnya: klub ungu ini bisa mencapai papan atas (mungkin emang dah semestinya). Memasuki paruh musim kedua saat tenaga, fokus, dan konsentrasi para pemain mulai kedodoran, diriku beralih ke 4-1-4-1 dengan sayap agak dimajukan. Dengan formasi ini, gelandang tengah terisi 3 pemain yang (diharapkan) bisa meredam permainan tim lawan. Selain itu, gelandang jangkar (DMC) bisa dipakai untuk melakukan tight marking penyerang atau playmaker lawan yang dianggap sangat berbahaya, kayak Ibra or Adebayor
Daftar line-up kayak gini nih: Pazzini penyerang tunggal, Mutu & Semioli di sayap, Montolivo jadi playmaker (di FM 2008, Pazzini dan Montolivo jadi bintang besar). Gamberini di bek tengah (berpotensi menjadi pemain besar). Tapi habis cedera (di file-ku), performanya cenderung menurun. Jadi klo doi cedera mending jangan disave (hehe..)
Waktu make formasi 4-4-2 (Mutu ma Pazzini di depan) Mutu jadi produktif banget, hanya kalah ma Ibra. Tapi dengan hanya 2 gelandang tengah, tim ini jadi sering keteteran. Dengan formasi 4-1-4-1, produktifitas Mutu terpaksa dikorbanin (dimainin di sayap kiri). Tapi konsekuensinya, tim jadi lebih kuat di tengah. Mutu di sayap kiri juga tetap OK walaupun ga sesubur waktu jadi striker. Klo tetep maksain Mutu jadi striker (lone striker), bearti Pazzini cuman jadi cadangan dunk, kan sayang tuh, b'coz Pazzini adalah penyerang yang subur.

Read more...

Aug 3, 2008

Batistuta, Legenda Hidup Fiorentina


Klub favoritku Fiorentina. Faktor Batistuta yang jadi sebab, walau sekarang sang maestro dah ga maen. Dulu waktu Bati masih aktif maen di Fiorentina, klo pas weekend ada siaran langsung pertandingan Fiorentina, yang aku tunggu2 ya aksinya si doi.
Kehebatan Batigol terlihat dari torehan golnya bersama La Viola Fiorentina. Aku masih inget komentar Trapattoni, mantan pelatih timnas Itali, mengenai pemain Argentina ini: beri dia bola setengah matang, dia akan menjadikannya sebuah gol yang indah (gile, indah banget koment-nya, sampe aku inget terus..)
Loyalitas Bati, dibarengi dengan kondisi lone star (di Fiorentina cuma dia yang pemain bintang), susah ditiru. Waktu Fiorentina kena degradasi ke seri B, Bati tetap ga pindah ke tim seri A lain sampe Fiorentina dia bawa lagi ke seri A.
Namun kecintaan, loyalitas, dan totalitas striker ini ke Fiorentina tidak pernah membuahkan scudetto (juara liga). Di situlah cerita sedihnya. Bahkan si Bati ini pernah sampe menitikkan air mata waktu diwawancara pas lagi latihan. Pertanyaan wartawan waktu itu: apakah anda akan mempertimbangkan untuk pindah ke klub yang lebih besar untuk merasakan scudeto? Batistuta ga berusaha njawab & hanya menundukkan muka. Sang pemilik klub waktu itu,Cechi Gori, yang lagi di dekat dia, berusaha menetralisir suasana dengan mengatakan klo Batistuta adalah pemain besar yang bisa membawa Fiorentina menuju juara.
(Satu musim berikutnya, Bati pindah ke AS Roma dan dapet scudetto.. Pernah waktu Bati masih di Fiorentina sebelum mo pindah ke AS Roma, waktu maen pertandingan seri A yang dah ga menentukan, Bati nyetak gol ke gawang lawan terus dia meluk jaring gawang lawan sambil nangis. Mungkin karena dia tau itu akan jadi gol terakhirnya buat klub yang sangat dia sayangi namun tidak memberi apa yang dikejarnya selama ini: gelar juara)

Read more...

FM 2008: cari hiburan atau tantangan?


Waktu main FM, apa yang gamers akan lakukan klo tim yang dipegang kalah? Ada 3 kemungkinan: jalan terus atau mengulang atau ga pernah ngalami kekalahan karena pake cheat. Bagi yg menyukai tantangan & tekanan, mungkin pilihan pertama yang diambil. Dengan berpegang pada pilihan ini, akan bisa diukur kemampuan kita yang sebenarnya sebagai manajer bola.
Tapi bagi aku, pilihan kedua lebih menyenangkan, yaitu mengulang game yang kalah tadi, tanpa cheat. Bagi maniac FM yang megang klub favoritnya, kekalahan pastinya amat menyesakkan, apalagi kalah ma tim di bawahnya. Makanya biar ga ada rasa menyesakkan, diriku selalu mengulang match yang kalah. Bukankah tujuan main game adalah untuk cari hiburan? Jawabannya bisa iya bisa tidak. Jawabanku: ya iyalah...
Namun habit kayak gini juga berpotensi menghilangkan tantangan, karena klo main seenaknya (pake tim ke-2 misalnya, hanya karena mereka ga pernah dimainin) dan tim kalah, maka tinggal mengulang saja. Padahal dari apa yang aku amati, dari satu pertandingan ke berikutnya, belum tentu kemenangan bisa diraih dengan tinggal mengutak-atik mentality, pressing, atau tight marking saja. Kadang komentar ke journalist harus dibikin beda tanpa harus mempertimbangkan efek optimal yang bisa didapat dari komentar manajer. Kadang 'pressure is off' justru manjur, atau mungkin perubahan formasi harus dilakukan. Atau justru memang tim kita diset ma software akan kalah , biar ada variasi. Pencipta game FM ini pastilah juga mempertimbangkan faktor bahwa sehebat apapun tim itu pasti juga akan mengalami kekalahan. Bahkan kekalahan kayak gini kadang diset berasal dari tim gurem. Kasus nyata banyak terjadi.

Read more...