Apr 5, 2009

selamat tinggal Footbal Manager (no tears please..)

kayaknya waktu utk FM dah habis buatku. aku dah ga punya mood maeinin game ini. greget yg aku alami waktu maen game ini lama-lama pudar di telan waktu. ada byk aktifitas lain yg jg perlu aku jalani. mgkn krn skrg aku dah lebih byk tinggal di rumah solo; dulu kan senin sampe jumat ngendon di kost. waktu di kost, ga ada yg bakal ganggu aku maen FM. di rmh solo, anak istri gantian mengganggu (klo siang si kecil yg gangguin bpk nya, klo mlm si bapak yg gangguin mamanya anak2

- anaknya baru satu sih). apalagi ngerjain thesis yg perlu banyak perenungan (salah nih, hrsnya kan perlu byk membaca, bukan byk perenungan..), waktuku dah ga ada lg buat FM. ditambah dg cara mainku yg mengulang game yg kalah, membuat greget itu semakin memudar..

selain itu, tawaran dunia maya dg begitu banyak pilihan browsing bikin aku mulai ninggalin FM. yg aku pikirkan adlah bahwa terlalu byk hal di luar sana yg mgkn berguna utk nambah wawasanku. drpd ngabisin waktu maen FM, pikirku, mending aku browsing & surfing. aku ga tau kpn greget itu akan muncul lg. aku ga berharap..


Read more...

Aug 4, 2008

Saya mengklaim kecanduan Football Manager karena...


  1. lebih milih main Football Manager daripada baca buku kuliah (kadang... ya sih sering)
  2. mengerjakan tugas kuliah secepat mungkin untuk segera bermain FM
  3. waktu mau tidur, yang dipikirkan adalah pemain mana yang harus dibeli dan pemain mana yang harus dijual
  4. tidak akan tenang sebelum bisa membeli pemain incaran
  5. ketika memejamkan mata, yang terbayang adalah susunan skuad tim
  6. menempatkan dosen kuliah yang membosankan pada 'transfer listed'
  7. merasa ada yang kurang bila sehari saja tidak menyentuh FM
  8. lebih milih main FM daripada nontong siaran langsung Lazio vs Udinese

Read more...

Setting Tim Fiorentina


Waktu awal-awal mainin Fiorentina, aku biasa formasi standar 4-4-2 dan hasilnya: klub ungu ini bisa mencapai papan atas (mungkin emang dah semestinya). Memasuki paruh musim kedua saat tenaga, fokus, dan konsentrasi para pemain mulai kedodoran, diriku beralih ke 4-1-4-1 dengan sayap agak dimajukan. Dengan formasi ini, gelandang tengah terisi 3 pemain yang (diharapkan) bisa meredam permainan tim lawan. Selain itu, gelandang jangkar (DMC) bisa dipakai untuk melakukan tight marking penyerang atau playmaker lawan yang dianggap sangat berbahaya, kayak Ibra or Adebayor
Daftar line-up kayak gini nih: Pazzini penyerang tunggal, Mutu & Semioli di sayap, Montolivo jadi playmaker (di FM 2008, Pazzini dan Montolivo jadi bintang besar). Gamberini di bek tengah (berpotensi menjadi pemain besar). Tapi habis cedera (di file-ku), performanya cenderung menurun. Jadi klo doi cedera mending jangan disave (hehe..)
Waktu make formasi 4-4-2 (Mutu ma Pazzini di depan) Mutu jadi produktif banget, hanya kalah ma Ibra. Tapi dengan hanya 2 gelandang tengah, tim ini jadi sering keteteran. Dengan formasi 4-1-4-1, produktifitas Mutu terpaksa dikorbanin (dimainin di sayap kiri). Tapi konsekuensinya, tim jadi lebih kuat di tengah. Mutu di sayap kiri juga tetap OK walaupun ga sesubur waktu jadi striker. Klo tetep maksain Mutu jadi striker (lone striker), bearti Pazzini cuman jadi cadangan dunk, kan sayang tuh, b'coz Pazzini adalah penyerang yang subur.

Read more...

Aug 3, 2008

Batistuta, Legenda Hidup Fiorentina


Klub favoritku Fiorentina. Faktor Batistuta yang jadi sebab, walau sekarang sang maestro dah ga maen. Dulu waktu Bati masih aktif maen di Fiorentina, klo pas weekend ada siaran langsung pertandingan Fiorentina, yang aku tunggu2 ya aksinya si doi.
Kehebatan Batigol terlihat dari torehan golnya bersama La Viola Fiorentina. Aku masih inget komentar Trapattoni, mantan pelatih timnas Itali, mengenai pemain Argentina ini: beri dia bola setengah matang, dia akan menjadikannya sebuah gol yang indah (gile, indah banget koment-nya, sampe aku inget terus..)
Loyalitas Bati, dibarengi dengan kondisi lone star (di Fiorentina cuma dia yang pemain bintang), susah ditiru. Waktu Fiorentina kena degradasi ke seri B, Bati tetap ga pindah ke tim seri A lain sampe Fiorentina dia bawa lagi ke seri A.
Namun kecintaan, loyalitas, dan totalitas striker ini ke Fiorentina tidak pernah membuahkan scudetto (juara liga). Di situlah cerita sedihnya. Bahkan si Bati ini pernah sampe menitikkan air mata waktu diwawancara pas lagi latihan. Pertanyaan wartawan waktu itu: apakah anda akan mempertimbangkan untuk pindah ke klub yang lebih besar untuk merasakan scudeto? Batistuta ga berusaha njawab & hanya menundukkan muka. Sang pemilik klub waktu itu,Cechi Gori, yang lagi di dekat dia, berusaha menetralisir suasana dengan mengatakan klo Batistuta adalah pemain besar yang bisa membawa Fiorentina menuju juara.
(Satu musim berikutnya, Bati pindah ke AS Roma dan dapet scudetto.. Pernah waktu Bati masih di Fiorentina sebelum mo pindah ke AS Roma, waktu maen pertandingan seri A yang dah ga menentukan, Bati nyetak gol ke gawang lawan terus dia meluk jaring gawang lawan sambil nangis. Mungkin karena dia tau itu akan jadi gol terakhirnya buat klub yang sangat dia sayangi namun tidak memberi apa yang dikejarnya selama ini: gelar juara)

Read more...

FM 2008: cari hiburan atau tantangan?


Waktu main FM, apa yang gamers akan lakukan klo tim yang dipegang kalah? Ada 3 kemungkinan: jalan terus atau mengulang atau ga pernah ngalami kekalahan karena pake cheat. Bagi yg menyukai tantangan & tekanan, mungkin pilihan pertama yang diambil. Dengan berpegang pada pilihan ini, akan bisa diukur kemampuan kita yang sebenarnya sebagai manajer bola.
Tapi bagi aku, pilihan kedua lebih menyenangkan, yaitu mengulang game yang kalah tadi, tanpa cheat. Bagi maniac FM yang megang klub favoritnya, kekalahan pastinya amat menyesakkan, apalagi kalah ma tim di bawahnya. Makanya biar ga ada rasa menyesakkan, diriku selalu mengulang match yang kalah. Bukankah tujuan main game adalah untuk cari hiburan? Jawabannya bisa iya bisa tidak. Jawabanku: ya iyalah...
Namun habit kayak gini juga berpotensi menghilangkan tantangan, karena klo main seenaknya (pake tim ke-2 misalnya, hanya karena mereka ga pernah dimainin) dan tim kalah, maka tinggal mengulang saja. Padahal dari apa yang aku amati, dari satu pertandingan ke berikutnya, belum tentu kemenangan bisa diraih dengan tinggal mengutak-atik mentality, pressing, atau tight marking saja. Kadang komentar ke journalist harus dibikin beda tanpa harus mempertimbangkan efek optimal yang bisa didapat dari komentar manajer. Kadang 'pressure is off' justru manjur, atau mungkin perubahan formasi harus dilakukan. Atau justru memang tim kita diset ma software akan kalah , biar ada variasi. Pencipta game FM ini pastilah juga mempertimbangkan faktor bahwa sehebat apapun tim itu pasti juga akan mengalami kekalahan. Bahkan kekalahan kayak gini kadang diset berasal dari tim gurem. Kasus nyata banyak terjadi.

Read more...

Jul 28, 2008

Mengenang Championship Manager


Sebenarnya dari awal aku dah ga mau nyentuh game FM ini (lagi), karena bagiku game ini punya potensi bersifat sangat adiktif, dan itu bisa mendatangkan masalah (you're looking for trouble? you come to the right place). My experience told me so. Namun akhirnya, karena tidak tahan godaan, diriku tau2 lagi berada di depan laptop sambil mainin FM 2008.
Aku mendapat penempatan kerja di Jayapura -sebelumnya di Jakarta- karena terlalu adiktif mainin CM di kantor (so foolish..).
Tahun 2000 aku dah mainin game ini, yang saat itu masih bernama Championship Manager. Aku masih inget bagaimana timku akhirnya menjadi pemenang liga seri A dengan tim Fiorentina, klub favoritku. Formasi tak tersentuh saat itu adalah 3-4-1-2 (meniru pola Lippi-Juve dengan Zidane-nya) dengan line up utama Toldo (GK), Falcone-Repka-Padalino (DC), Heinrich (DML), Toricelli (DMR), Cois-Amoruso (MC), Rui Costa (AMC), dan tentu saja:'The Big Man' Batistuta, yang berduet dengan Baiano (FC). Di akhir musim, Bati tampil sebagai top scorer dan membawa La Viola juara seri A, sesuatu yang tidak pernah bisa dicapai sang maskot di kehidupan nyata, bahkan saat si doi sedang subur-suburnya.
Saat itu yang menjadi bintang sejati di CM adalah Robbie Keane (AM/FC). Di klub manapun dia bermain, dengan formasi apapun, bahkan dengan posisi sebagai penyerang lubang pun (ini dia posisi favoritku hehe..), predikat top scorer selalu diraih. Pemain yang dalam realita baru saja hijrah ke Liverpool ini punya kemampuan menjadi match winner (penentu kemenangan).
Tampilan CM saat itu msh sederhana banget dibanding ma FM 2008: belum ada tampilan pemain di lapangan, hanya sebatas teks komentator; tidak ada team talk; tidak ada logo klub maupun foto pemain.
Perkenalanku dengan game ini dimulai waktu teman2 kantor (kami awalnya kerja di kantor pusat di jakarta) ngajak aku mainin ni barang. Kita berlima mainnya di komputer kantor. Tugas di kantor sesegera mungkin diselesaikan untuk kemudian.. menjadi manajer tentunya. Tiada hari tanpa bermanajer ria. Dari pagi sampe sore, hanya game ini yang ada di benak kita. Pagi-pagi sekali kita dah berada di depan pintu kantor yang masih terkunci, menunggu penjaga kantor untuk membukanya, untuk kemudian segera menghadapi pertandingan maya. Sore harinya, kita jadi yang paling terakhir pulang.
Tanpa disadari, atasan selalu memantau aktifitas kita berlima. Saat itu kita belum dapat banyak tugas karena masih menjalani orientasi kerja, sehingga banyak waktu yang tersedia untuk belajar jadi manajer. Kemudian, selang 6 bulan kemudian, tibalah waktu bagi kami untuk menerima penempatan kerja. Hasilnya: 3 dari kita berlima dapat penempatan dinas (pindah tugas) di Jayapura, nun jauh di timur Indonesia.

Read more...