Jul 28, 2008

Mengenang Championship Manager


Sebenarnya dari awal aku dah ga mau nyentuh game FM ini (lagi), karena bagiku game ini punya potensi bersifat sangat adiktif, dan itu bisa mendatangkan masalah (you're looking for trouble? you come to the right place). My experience told me so. Namun akhirnya, karena tidak tahan godaan, diriku tau2 lagi berada di depan laptop sambil mainin FM 2008.
Aku mendapat penempatan kerja di Jayapura -sebelumnya di Jakarta- karena terlalu adiktif mainin CM di kantor (so foolish..).
Tahun 2000 aku dah mainin game ini, yang saat itu masih bernama Championship Manager. Aku masih inget bagaimana timku akhirnya menjadi pemenang liga seri A dengan tim Fiorentina, klub favoritku. Formasi tak tersentuh saat itu adalah 3-4-1-2 (meniru pola Lippi-Juve dengan Zidane-nya) dengan line up utama Toldo (GK), Falcone-Repka-Padalino (DC), Heinrich (DML), Toricelli (DMR), Cois-Amoruso (MC), Rui Costa (AMC), dan tentu saja:'The Big Man' Batistuta, yang berduet dengan Baiano (FC). Di akhir musim, Bati tampil sebagai top scorer dan membawa La Viola juara seri A, sesuatu yang tidak pernah bisa dicapai sang maskot di kehidupan nyata, bahkan saat si doi sedang subur-suburnya.
Saat itu yang menjadi bintang sejati di CM adalah Robbie Keane (AM/FC). Di klub manapun dia bermain, dengan formasi apapun, bahkan dengan posisi sebagai penyerang lubang pun (ini dia posisi favoritku hehe..), predikat top scorer selalu diraih. Pemain yang dalam realita baru saja hijrah ke Liverpool ini punya kemampuan menjadi match winner (penentu kemenangan).
Tampilan CM saat itu msh sederhana banget dibanding ma FM 2008: belum ada tampilan pemain di lapangan, hanya sebatas teks komentator; tidak ada team talk; tidak ada logo klub maupun foto pemain.
Perkenalanku dengan game ini dimulai waktu teman2 kantor (kami awalnya kerja di kantor pusat di jakarta) ngajak aku mainin ni barang. Kita berlima mainnya di komputer kantor. Tugas di kantor sesegera mungkin diselesaikan untuk kemudian.. menjadi manajer tentunya. Tiada hari tanpa bermanajer ria. Dari pagi sampe sore, hanya game ini yang ada di benak kita. Pagi-pagi sekali kita dah berada di depan pintu kantor yang masih terkunci, menunggu penjaga kantor untuk membukanya, untuk kemudian segera menghadapi pertandingan maya. Sore harinya, kita jadi yang paling terakhir pulang.
Tanpa disadari, atasan selalu memantau aktifitas kita berlima. Saat itu kita belum dapat banyak tugas karena masih menjalani orientasi kerja, sehingga banyak waktu yang tersedia untuk belajar jadi manajer. Kemudian, selang 6 bulan kemudian, tibalah waktu bagi kami untuk menerima penempatan kerja. Hasilnya: 3 dari kita berlima dapat penempatan dinas (pindah tugas) di Jayapura, nun jauh di timur Indonesia.

5 comments:

Anonymous said...

hallow mr. brian blue.....

aku dah kunjungi loh... silahkan berkunjung balik ke blog ku... hehehe

Anonymous said...

aku baru baca postingannya..

hahaha.. gara-gara maen footbal manajer ditendang ke jayapura... tega kali tuh bosnya..

tp itu tanda kedisiplinan dan profesianalisme ditegakkan di Depkeu.. hehehehe.....

brian_blue said...

alamat blog mba' eny apa ya?
eits, jgn menyebut nama dinas he2..

Anonymous said...

brarti skarang mainannya papeda toh
:D

brian_blue said...

@ dim
di jayapura ga pernah pengen ikut makan papeda..coz ga napsu liatnya hehe..
btw tau aja papeda, emang dim dari sana ya? or tinggal disana?